Rabu, 10 Juni 2009

Pahlawan Tanpa (Tanda) Jasa

Yak, judul postingan diatas memang tidak terkesan heroik… bukannya saya ingin mempelesetkan jargon untuk laskar Umar Bakri alias guru, tapi jika dalam kehidupan nyata seorang guru tidak menjalankan tanggung jawab sebagaimana mestinya, apakah ia layak untuk tetap disebut sebagai “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa?”…

Awalnya saya berfikir bahwa selama ini cara saya mengajar masih harus diperbaiki lagi, saya berusaha untuk menghindari cara mengajar yang itu-itu saja dengan menggunakan metode konvensional (saya menjelaskan materi sampai berbusa-busa dan murid hanya datang, duduk, dengar,diam),intinya saya ingin mereduksi pola pengajaran yang berpusat pada guru dan lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, tapi ternyata eh ternyata…ada yang lebih purba dari itu…

Guru pamong saya, sebut saja ia Mr. X (hehe…knapa mirip kayak nama pelaku sexual abuses ya?...) entah sudah berapa lama Mr.X mengajar dengan menggunakan metode jaman batu seperti itu..Setiap kali dia ngajar yang dilakukan hanya lah:
1. Masuk kelas
2. Mengecek daftar hadir siswa
3. Memberi catatan atau tugas yang segambreng-gambreng banyaknya


Setelah itu, Mr.X pergi meninggalkan kelas dan murid-muridnya….dan kemanakah Mr. X pergi sodara-sodara???
Dia ke perpustakaan untuk NGEGOSIIIPPP!!!!!
Sekali lagi..NGEGOSSSIIIIIPPPPP!!!!! *histeris*
Dan semenjak ada mahasiswa PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) untuk pelajaran bahasa inggris,, Mr.X pun menyerahkan tampuk kepengajaran (emang ada istilah ‘kepengajaran?’) kepada saya dan dua orang teman yang lain untuk mengajar sepenuhnya…yak, sepenuhnya dalam arti yang benar-benar sepenuhnya…setiap jam pelajaran bahasa inggris dari awal program PPL sampai hari terakhir menjelang UAS, Mr.X nyuruh saya dan dua teman yang lain mengajar…bahkan saat kita-kita mahasiswa PPL udah perpisahan dengan sekolah mitra tempat saya magang, masih juga di suruh mengajar. *hancurrr*

Parahnya wahai kawan-kawan, Mr.X nyuruh saya membuat soal ulangan akhir semester! Gileeee beneeerrrr… dasar pemalas, pemakan gaji buta sejati, tidak qualified, tidak punya sense of responsibility, suka memanfaatkan, licik, mo enak sendiri, arogan, sok berwibawa, sok senior,nge-boss, ortodoks, zalim, tidak punya rasa toleransi, tidak dewasa, tukang gossip, bukan seorang pekerja keras, PNS yang tidak berbobot (apa lagi ya?tambahin kalo ada yang lebih representative berdasarkan deskripsi di atas :)) )

Kalo seorang guru yang benar-benar sadar akan tanggung jawabnya, pasti dia gak akan mau menyerahkan tugas membuat soal ke kita-kita yang statusnya mahasiswa magang…mereka pasti punya pertimbangan bahwa soal-soal yang dibuat harus disesuaikan dengan kemampuan siswa..dan sampai sejauh mana kemampuan siswa, biasanya lebih diketahui oleh guru yang mengajar ketimbang mahasiswa PPL.

Selanjutnya, kalo seorang guru yang benar-benar sadar akan tanggung jawabnya, pasti dia akan melakukan cek dan ricek, sejauh mana perkembangan murid-muridnya saat diajarin sama mahasiswa PPL, bisa dimengerti atau nggak, bisa diterima cara ngajarnya atau perlu diperbaiki lagi, murid-murid bisa beradaptasi atau nggak dengan mahasiwa magang….Nah, harusnya kan si Mr. X melakukan hal itu. Tapi berhubung karena si Mr.X ngajarnya pake metode jaman batu…no wonder lah kalo dia tidak melakukan hal-hal yang saya sebutkan di atas tadi…

Gimana mo ngecek mahasiswa yang magang, lha wong dia ngecek muridnya sendiri aja dia malas…*sunggguhterrlaaaluuuh*
Murid si Mr.X sendiri bilang ke saya kayak gini, “aduh miss, saya gak ngerti diajarin sama bapak itu, ntah ngomong apa dia di kelas..ngomel-ngomel ndak jelas.” Okey saya tidak kaget mendengarnya…

Bahkan ada guru yang merupakan rekan kerja Mr.X yang bilang seperti ini ke saya, “mbak, anak-anak kelas saya itu pada ngeluh semua diajar sama Bapak X, koq dia ngajarnya kayak gitu ya…anak-anak gak dapat apa-apa diajarin sama dia…kalo ngajarnya seperti itu aku juga bisa mbak,,, gak perlu jadi sarjana pendidikan bahasa Inggris…” Well, yang sesama guru aja pada bingung kenapa ada orang kayak Mr.X bisa ngajar disitu,,, nah apa lagi saya yang cuma magang disitu.

Well, Mr.X..you are an English teacher …What have you taught to your students so far??? Kalo cara mengajar seperti itu..apa yang murid-murid dapatkan?? Mereka hanya sekedar menyalin dan mengerjakan latihan, tapi mereka sama sekali TIDAK MENGERTI apa yang sebenarnya mereka kerjakan. Jadi gimana kalo mereka menjawab soal-soal ulangan??? Jawabannya sederhana, “pake insting dan feeling”…Inilah yang saya maksudkan dengan metode purba, metode jaman Paleolitikum, dimana semua tindakan yang diambil mengandalkan insting dan feeling. Haiyah…mo jadi apa bangsa dan Negara ini boi!!
Wahai para guru yang masih menganut metode mengajar jaman batu…sadarlah kalian..kasihan dengan murid-murid kalian itu…jangan kalian tuntun mereka ke jalan yang sesat yaitu jalan orang-orang pintar yang menjadi bodoh karena diberikan perlakuan yang salah..Tunjukilah mereka ke jalan yang benar yaitu jalan untuk menuntut ilmu dengan keberkahan, jalan untuk menuntut ilmu yang bisa mengembangkan potensi mereka, dan jalan untuk menuntut ilmu yang bisa membawa mereka selamat dunia akhirat.

Akhir kata…semoga tidak ada guru-guru seperti Mr.X lagi untuk periode-periode berikutnya di muka bumi ini lagi….Amin.

Kenapa kayak pidato gini ya??

2 komentar:

Dini Haiti Zulfany mengatakan...

fika siy nyaman, sejak jaman Paleolitikum udah sekolah, jadi die tau metode mengajar paleolitikum bagemane gyehehe

eniweh, yeah begitulah, kawan.. nasib pendidikan kitah is is is.. serba menye: menyedihkan, menyebalkan, menyengsarakan siswa, menyeramkan, menyeret pada jalan sesat, dan menye lain yang tak sanggup dideskripsikan di sini..

smoga saja tidak ada lagi guru seperti itu, dan semoga guru begitu gak lulus sertifikasi. percume yak ade sertifikasi bah. toh yang lulus sertifikasi pun, hmm... tahlah bagemane yak naseb pendidikan bangse ini niy.

sedeeeh kalo ngomong kan topik apepun di negare yang udah bobrok ni. mudahmudahan lah, jelang pilpres 8 juli ni, Allah pilihkan pemimpin yang bise membuat Indonesia jadi lebih baik, amiin.. LANJUTKAN.

Ya ampun, kok diriku jadi blogging di kolom komen siy hihihi.. luar biasa kekuatan tulisanmu, fika.. memancing seorang penulis bohemian sepertiku untuk menulis juga, bahkan di kolom komen!!

berikan standing applaauuuusee

*mengimbangi ending yang cam pidato* :p

The Scratches mengatakan...

aku tau metode jaman batu karene ade dalam kitab peninggalan nenek moyang aku dari kampung Saigon.... :D
ah... jaman batu lah istilah yang tepat..kan ndak pernah ade istilah "jaman dinosaurus lagi lucu-lucunya"...lebih lebay ni din..

Aminnn kita ber-DUA harus menjadi generasi yang dapat diandalkan. DUA ribu sepuluh kita harus waisuda...karena saya anak yang ke-DUA, Maka pilih lah nomor DUA
Hahahahaha...*iyeh emang ndak ade sangkot paotnye, tapi sangkot2kan jak*

zwani.com myspace graphic comments This blog is owned byKupunya blog....about complicated posting and writing of something...